Tantangan Pandemi? Mari Manfaatkan Kecanggihan Teknologi

Read more

Tantangan pandemi, apa yang sebenarnya terjadi? Pandemi Covid-19 memaksa masyarakat dunia mendefinisikan makna hidup, tujuan pembelajaran dan hakikat kemanusiaan. Jika selama ini manusia-manusia dipaksa hidup dalam situasi serba cepat, pekerjaan tanpa henti, dan kejaran target pertumbuhan ekonomi dalam sistem kompetisi. Namun, persebaran virus Corona (Covid-19) yang menjadi krisis besar manusia modern, memaksa kita untuk sejenak bernafas, berhenti dari pusaran sistem, serta melihat kembali kehidupan, keluarga, dan lingkungan sosial dalam arti yang sebenarnya. Manusia dipaksa ‘berhenti’ dari rutinitasnya, untuk memaknai apa yang sebenarnya dicari dari kehidupan.

Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini yang telah membawa dampak pada terbatasnya pergerakan manusia akibat social distancing dan physical distancing, sehingga menjadikan teknologi informasi memiliki peranan yang sangat penting, sekaligus sebagai solusi untuk mengatasi pembatasan tersebut, diantaranya dalam urusan pemerintahan, pendidikan, bisnis, ekonomi, kesehatan, bahkan urusan agama dan ibadah.

Tercatat ada beberapa teknologi yang muncul di era revolusi industri 4.0 yang berguna bagi penanganan  COVID-19, yakni artificial intelligence (AI), big data, internet of things (IoT), virtual reality (VR), holography, cloud computing, autonomous robot, 3D scanning, 3D printing, dan biosensor. Dari banyaknya teknologi tersebut, yang sering  kali muncul ke permukaan dan menjadi perbincangan adalah AI, big data, dan IoT. Hal ini karena  penggunaan tiga teknologi tersebut memiliki cakupan  yang luas, baik dari segi fungsi maupun penggunanya.

Artificial Intelligence atau Kecerdasan buatan itu sendiri merupakan suatu mesin atau alat pintar yang dapat melakukan suatu tugas dengan cara belajar dari pengalamannya, dan melakukan tugas selayaknya manusia yang bilamana tugas tersebut dilakukan oleh manusia akan dibutuhkan kecerdasan dan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan tugas tersebut. Teknologi kecerdasan buatan dapat membantu dalam mengurangi jumlah pasien positif Covid-19 salah satu contohnya yaitu Natural language processing (pemrosesan bahasa alami).

 

Sumber : Owen Beard on Unsplash

AI digunakan untuk banyak tujuan, di antaranya deteksi dini dan memprediksi wabah, pembuatan  robot, memproduksi CT scan yang berguna untuk mendeteksi pneumonia dalam diri seseorang, dan berbagai kegunaan lainnya untuk mendukung sistem jaminan kesehatan.

Big data digunakan dalam hal melakukan tracking dengan data yang bersifat real time, serta menganalisis dan memprediksi sejauh mana COVID-19 dapat menginfeksi masyarakat serta apa  saja dampaknya.

Sedangkan IoT yang terintegrasi dengan big data dapat menjadi sumber data tracing dan tracking. IoT juga berguna untuk mendukung sistem pengawasan warga selama menjalani karantina ataupun pasien saat berada di rumah sakit, serta dapat menjadi sistem pengawasan pembatasan sosial dengan  menggunakan drone ataupun Closed Circuit Television(CCTV).

Jika melihat dari bagaimana negara lain berhasil menangani wabah ini, mereka bukan hanya mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang sifatnya manual seperti di atas, melainkan didukung pula dengan penerapan teknologi. Beberapa teknologi yang dipakai adalah AI, IoT, dan big data. Pemanfaatan teknologi-teknologi tersebut terbukti efektif untuk membantu mengendalikan COVID-19.Selain itu, mengembangkan dan menerapkan teknologi AI di bidang medis, khususnya diagnosis serta di bidang kesehatan masyarakat dapat mempermudah dan mengefisienkan penanganan COVID-19.

Pemanfaatan teknologi tersebut penting untuk dilakukan oleh pemerintah Indonesia karena mampu mendukung pengimplementasian kebijakan yang sifatnya manual seperti PSBB. Bahkan, pengimplementasian teknologi yang telah kami jelaskan tadi juga dapat mendukung langkah pemerintah dalam mengendalikan COVID-19 pada tahap deteksi, penanganan, pencegahan, dan pemulihan. Implementasi kebijakan pembatasan sosial yang ketat, disertai dengan pemanfaatan teknologi seperti AI, IoT, dan big data terbukti efektif dalam mengendalikan pandemi COVID-19 yang telah menerapkan di negara lain.

Jika Indonesia turut melakukan penerapan cara tersebut dengan langkah yang tepat, konsisten, dan disiplin, tidak menutup kemungkinan angka penularan atau kenaikan jumlah pasien positif

 

 

Posting Komentar

1 Komentar